Berita

 

SMA Muhammadiyah 1 Surabaya. Bahkan PENDEKAR BESAR bisa bersedih, panglima perang dengan rekor 100 peperangan tanpa pernah kalah, baru saja diberhentikan oleh Umar bin Khattab dari jabatan panglima perang ketika melawan para gubernur Romawi, untuk digeser menjadi panglima melawan para tentara Persia.

Dia adalah Khalid bin Walid, seribu sayang sebelum surat itu sampai ditangan Kholid bin Walid beliau sudah dalam keadaan sakit terkena wabah.

Kesedihan Kholid bin Walid tampak dalam pernyataannya ketika mendekati ajal, beliau berkata: "Yaa Alloh, sepanjang hidup aku mencari kematian dimedan perang, tetapi engkau mentaqdirkan aku mati dipembaringan" betapa sedihnya kematian seperti ini bagi pencari syahid.

Duka bagi Kholid adalah ketika tidak mencapai Syahid. MasyaAlloh...., lalu hadirlah seorang sahabat bernama Qois bin Sa'ad bin Ubadah, nah disini.... lihat betapa pentingnya punya sahabat yang cerdas lagi sholih.

Disaat genting secara psikologis bagi seorang Kholid bin Walid, Qois membisikkan kalimat. "Wahai Kholid engkau adalah pedang Alloh (Syaifullah), mana mungkin Alloh SWT membiarkan pedangnya patah ditangan musuhnya, tentu itu akan menjadi aib tersendiri bagi Alloh SWT, maka Alloh menyarungkan pedangnya sendiri dengan cara yang Alloh pilih..."

Mendengar perkataan itu Kholid bin Walid tersenyum lalu bersyahadat dan akhirnya wafat.

Wahai kawan, milikilah sahabat, dia akan memberimu alasan untukmu tersenyum dalam keadaan apapun, dia akan menemukan cara dan pilihan kata yang TEPAT yang kamu perlukan.

Mari kita ajak sahabat-sahabat kita menjadi lebih Sholih, jika tidak berhasil, ganti saja sahabatmu dengan sahabat yang lain, sahabat buruk memberimu nasehat buruk, sahabat baik menjadikanmu menjadi lebih baik serta kaya dengan kebahagiaan.

Teman tak hanya mereka yang bersedia menjadi tempat berbagi suka dan duka dalam kehidupan kita. Bukan pula mereka yang selalu harus menyatakan persetujuan terhadap pikiran, sikap dan Tindakan tentang sesuatu hal. Bahkan, hanya mereka yang selalu harus mengikuti gerak irama langka kita. Karenanya, pertemanan apalagi persahabatan bukanlah sesuatu yang mudah diterapkan.

 

 

Penulis Abdur Rozaq, M.Pd.I

Editor Thoriq Mahmudin, M.Pd